Abdya Agro Bisnis|Budidaya Jamur Tiram Aceh Barat Daya


Jamur Tiram Siap Tembus Pasar Ekspor
April 10, 2011, 2:24 pm
Filed under: Uncategorized
MedanBisnis – Medan. Kesuksesan merupakan buah dari keinginan dan kerja keras yang tak mengenal musim. Mungkin prinsip inilah yang dipegang teguh Muhammad Yusup. Pria yang dulunya tinggal di Bandung, Jawa Barat ini, rela hijrah ke Medan, Sumatera Utara (Sumut) hanya untuk membantu saudara-saudaranya yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Jawa Marelan (IKJM) dalam membudidayakan jamur tiram putih.
Yusuf, kepada MedanBisnis, Selasa (29/3), di sela-sela kegiatan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) yang juga melibatkan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sumut menuturkan, IKJM yang berjumlah 1.000 keluarga pada awalnya sudah mulai melakukan budidaya jamur tiram. Tapi mereka tidak pernah berhasil.

Jamur tiram tidak tumbuh optimal. Akibatnya, mereka harus menangguk rugi puluhan juta rupiah karena gagal panen. “Penyebab tidak tumbuh optimalnya jamur tiram tersebut karena sterilisasi bahan/baglog tidak terjaga sehingga terkontaminasi kuman yang membuat pertumbuhannya mandeg,” jelasnya.

Dijelaskan Yusup, budidaya jamur tiram sudah mewabah di daerah lain seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera bagian Selatan karena pangsa pasarnya yang makin luas, baik itu pasar lokal maupun luar negeri.

“Manfaat dari jamur tiram ini cukup banyak karena kandungan proteinnya sekitar 10-30 persen. Selain itu juga kaya vitamin C antara 36-58 mg per 100 gram, mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Serat jamur tiram juga sangat bagus untuk pencernaan karena kandungan seratnya mencapai 7,4-24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet,” jelas Yusup.

Selain itu, tambah Yusup, Beta-D-glucans pada jamur tiram juga mempunyai efek positif sebagai antitumor, antikanker dan antivirus. Juga bisa sebagai bahan baku makanan seperti crispy, nagget jamur dan bakso jamur.

Dengan bahan dari serbuk kayu, tepung jagung, dedak, gula pasir, gipsum, kapur (dolomit) serta bibit, Yusup mengungkapkan, langkah kerja budidaya jamur tiram sebenarnya cukup mudah. “Bahan-bahan tersebut diaduk lalu diisi ke dalam baglog, setelah itu dilakukan sterilisasi. Lalu pengisian bibit. Setelah itu kita hanya perlu melakukan pemeliharaan terhadap baglog hingga menunggu panen 40 hari ke depan,” katanya.

Namun budidaya jamur tiram, lanjut dia, harus mengikuti syarat tumbuh mulai dari suhu udara, kelembaban, sirkulasi udara, tingkat keasaman hingga cahaya. “Kalau syarat ini sudah terpenuhi, jamur tiram akan tumbuh dengan sempurna,” ujarnya.

Ia menambahkan, dari jamur tiram yang tumbuh dengan sempurna dengan berat 2 kg, akan menghasilkan 1 kg jamur tiram dan dapat bertahan selama 4 bulan. Sementara dari media dengan berat 1 kg menghasilkan 1/2 kg dan bertahan selama 4 bulan.

Kini, ia sudah bisa menghasilkan jamur tiram sebanyak 30.000 baglog per bulan dan mempekerjakan 8 karyawan. “Ini tentu sebuah pencapain yang cukup lumayan. Karena dari 30.000 baglog ini, sekitar 5.000 anggota IKJM yang menjadi penyalurnya sudah memiliki penghasilan tetap dan bisa terbantu secara ekonomi,” kata Yusup yang juga menjabat Wakil Manager di IKJM ini.

Mengenai harga, Yusup yang konsisten dalam budidaya lebih banyak menjual jamur tiram dalam bentuk baglog. Ia pun menjualnya dengan harga beragam. Untuk ukuran 20×35 mm dijual seharga Rp 5.000 dan ukuran 20×45 mm seharga Rp 5.500. Sedangkan untuk jamur tiram yang siap olah dijual seharga Rp 25.000 per kg.

Sementara untuk pemasaran, kata Yusup, sudah ke berbagai daerah di Indonesia seperti Batam, Jakarta dan daerah-daerah di Sumut. “Bahkan permintaan untuk ekspor sudah ada sejak bulan Januari lalu seperti ke Jepang dan China.

“Hanya saja, jumlah produksi kita belum cukup karena terkendala di modal, sehingga masih konsentrasi memenuhi permintaan pasar lokal. Begitupun, mulai bulan depan kami akan membagi produksi ke pasar luar negeri. Bukan karena harganya akan lebih mahal, tapi untuk mengenalkan saja. Mudah-mudahan ada investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya sehingga kita bisa produksi dengan jumlah yang lebih besar,” kata Yusup.

Selain jamur tiram, dalam waktu dekat ini, Yusup juga akan mulai membudidayakan jamur kuping, champignon, merang, shitake dan oister mushroom untuk menembus pasar ekspor yang peluangnya memang sedang terbuka lebar. (cw 02)


Tinggalkan sebuah Komentar so far
Tinggalkan komentar



Tinggalkan komentar